Ramadhan adalah bulan yang suci dan sangat berarti bagi umat islam. selain merupakan bulan ladang ibadah, juga merupakan bulan yang menjadi tantangan hidup.
Hari-hari yang kita lalui bisa kita isi dengan berbagai macam kegiatan. salah satunya adalah mengaji, belajar, menonton televisi, bermain alat musik, atau kegiatan lainnya.
Seperti yang saya lakukan menjelang berbuka puasa; saya menonton sebuah drama yang sangat memberi pelajaran bagi saya. Drama ini menjadi contoh dan tauladan bagi saya, dimana pada drama ini mengisahkan tentang seorang anak nelayan yang miskin, namun tetap menginginkan sekolah dan cita-cita yang tinggi. Anak nelayan ini harus menempuh jarak yang sangat jauh dan harus melewati daerah yang sangat banyak binatang buasnya. namun hal itu tidak pernah membuat anak tersebut patah semangat dan akhirnya dirinya berhasil menjadi orang sukses.
Selain alurnya yang menarik, setting dan penokohannya juga sangat mendukung. sehingga dapat membawa penonton seakan-akan ialah yang mengalami kejadian tersebut.
Minggu, 27 September 2009
APRESIASI TERHADAP DRAMA(TEATER)
Diposting oleh Yohan Ade Rino di 13.28BUKA BERSAMA
Diposting oleh Yohan Ade Rino di 12.54Acara buka bersama ini berlagsung sangat meriah,antusias,dan lancar. dimulai dari persiapan terlebih dahulu yaitu diadakanna gotong royong pembersihan lingkungan sekolah, pendirian tenda,dan penataan tempat.
Bukan itu saja, acara penyambutannya juga tak kalah meriah. hal ini sangat menarik perhatian Hj. sukarmis, sesuai dengan pernyataannya pada saat menyampaikan wejangannya seusai shalat isya dan tarawih bersama.
Selain itu beliau juga merasa bangga kepada SMA PINTAR atas apa yang telah diraih SMA PINTAR selama ini. hal ini membuat kami semua selaku siswa siswi SMA PINTAR merasa senang dan berharap kegiatan seperti ini dapat dipertahankan.
Label: K
Rabu, 09 September 2009
KONFRONTASI INDONESIA-MALAYSIA
Diposting oleh Yohan Ade Rino di 10.57Subject : Art of Culture
Teacher : Ronaldo Rozalino S.Sn
Negara kita Indonesia sekarang sedang menghadapi masalah besar dimana Malaysia negara tetangga kita, negara yang sama-sama menggunakan bahasa melayu(disebagian tempat), negara yang sama-sama anggota ASEAN ternyata melakukan perbuatan yang merusak hubungan baik Indonesia dan Malaysia. Kita semua tidak tahu apa maksud semua ini, tetapi walau bagaimanapun kita selaku warga yang rela berjuang demi negara, sebagai genarasi muda, alangkah baiknya kita mengadakan perlawanan sebagai bentuk mampertahankan kehormatan dan harga diri. Jangan sampai Indonesia negara yang kita cintai ini dijajah kembali. Salah satu tindakan malaysia yang membuat hubungan kita dengannya rusak adalah perampasan daerah kekuasaan Indonesia yaitu pulau Ambalat,kesenian Reog Ponorogo,Tari Piring,dan lebih-lebih lagi lagu kebangsaan kita di hina dengan cara mengubah syairnya menjadi kata-kata yang hina. Berikut cuplikan syair lagu Indonesia raya yang telah di ubah oleh malaysia
Tanah tumpah muntahku
Disanalah aku merangkak hina
Jadi kubur
Indonesial negara miskin ku
Bangsa Busuk dan Tanah Miskinku
Marilah kita semua tidur
Indonesial negara miskinku
Mati lah tanahku Modar lah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Miskin lah jiwanya Tidurlah badannya
Untuk Indonesial Miskin
Rabu, 02 September 2009
THEATER TRADISIONAL LUDRUK
Diposting oleh Yohan Ade Rino di 13.15Name : Yohan ade rino
Class : XI IPA 1
Subject : Art of Culture
Teacher : Ronaldo Rozalino S.Sn
Teater Indoesia merupakan ciri khas dari negara Indonesia dimana teater ini sudah berkembang sejak jaman dahulu. Meski demikian teater terus berkembang sampai sekarang dan menjadi tontonan yang menarik bagi masyarakat karena pada pagelarannya saat ini sudah banyak diberi polesan-polesan yang membuat teater semakin unik.
Meskipun teater terus mengalami perkembangan sehingga ada yang disebut teater Modern yaitu teater hasil perubahan dari teater tradisional. Meski perubahan dilakukan namun tidak menghilangkan unsur-unsur aslinya.
Contoh teater tradisional yaitu Ludruk,Srimulat,dan Gobyok. Berikut merupakan keterangan tentang ludruk.
Sejarah Kesenian Ludruk
Pada tahun 1994 , group ludruk keliling tinggal 14 group saja. Mereka main di desa desa yang belum mempunyai listrik dengan tarif Rp 350. Group ini didukung oleh 50 . 60 orang pemain. Penghasilan mereka sangat minim yaitu: Rp 1500 s/d 2500 per malam. Bila pertunjukan sepi, terpaksa mengambil uang kas untuk bisa makan di desa.
Sewaktu James L Peacok (1963-1964) mengadakan penelitian ludruk di
Hasil penelitian Suripan Sadi Hutomo, menurut kamus javanansch Nederduitssch Woordenboek karya Gencke dan T Roorda (1847), Ludruk artinya Grappermaker (badutan). Sumber lain menyatakan ludruk artinya penari wanita dan badhut artinya pelawak di dalam karya WJS Poerwadarminta, Bpe Sastra (1930). Sedangkan menurut S.Wojowasito (1984) bahwa kata badhut sudah dikenal oleh masyarakat jawa timur sejak tahun 760 masehi di masa kerajaan Kanyuruhan Malan dengan rajanya Gjayana, seorang seniman tari yang meninggalkan kenangan berupa candi Badhut.
Ludruk tidak terbentuk begitu saja, tetapi mengalami metamorfosa yang cukup panjang. Kita tidak punya data yang memadai untuk merekonstruksi waktu yang demikian lama, tetapi saudara hendricus Supriyanto mencoba menetapkan berdasarkan nara sumber yang masih hidup sampai tahun 1988, bahwa ludruk sebagai teater rakyat dimulai tahun 1907, oleh pak Santik dari desa Ceweng, Kecamatan Goda kabupaten Jombang.
Bermula dari kesenian ngamen yang berisi syair syair dan tabuhan sederhana, pak Santik berteman dengan pak Pono dan Pak Amir berkeliling dari desa ke desa. Pak Pono mengenakan pakaian wanita dan wajahnya dirias coret coretan agar tampak lucu. Dari sinilah penonton melahirkan kata .Wong Lorek.. Akibat variasi dalam bahasa maka kata lorek berubah menjadi kata Lerok.
Periode Lerok Besud (1920 . 1930)
Kesenian yang berasal dari ngamen tersebut mendapat sambutan penonton. Dalam perkembangannya yang sering diundang untuk mengisi acara pesta pernikahan dan pesta rakyat yang lain.
Pertunjukkan selanjutnya ada perubahan terutama pada acara yang disuguhkan. Pada awal acara diadakan upacara persembahan. Persembahan itu berupa penghormatan ke empat arah angin atau empat kiblat, kemudian baru diadakan pertunjukkan. Pemain utama memakai topi merah Turki, tanpa atau memakai baju putih lengan panjang dan celana stelan warna hitam. Dari sini berkembalah akronim Mbekta maksud arinya membawa maksud, yang akhirnya mengubah sebutan lerok menjadi lerok besutan.
Periode Lerok dan Ludruk (1930-1945)
Periode lerok besut tumbuh subur pada 1920-1930, setelah masa itu banyak bermunculan ludruk di daerah jawa timur. Istilah ludruk sendiri lebih banyak ditentukan oleh masyarakat yang telah memecah istilah lerok. Nama lerok dan ludruk terus berdampingan sejak kemunculan sampai tahun 1955, selanjutnya masyarakat dan seniman pendukungnya cenderung memilih ludruk.
Sezaman dengan masa perjuangan dr Soetomo di bidang politik yang mendirikan Partai Indonesia raya, pada tahun 1933 cak Durasim mendirikan Ludruk Oraganizatie (LO). Ludruk inilah yang merintis pementasan ludruk berlakon dan amat terkenal keberaniannya dalam mengkritik pemerintahan baik Belanda maupun Jepang.
Ludruk pada masa ini berfungsi sebagai hiburan dan alat penerangan kepada rakyat, oleh pemain pemain ludruk digunakan untuk menyampaikan pesan pesan persiapan Kemerdekaan, dengan puncaknya peristiwa akibat kidungan Jula Juli yang menjadi legenda di seluruh grup Ludruk di Indonesia yaitu : Bekupon Omahe Doro, Melok Nipon Soyo Sengsoro., cak Durasim dan kawan kawan ditangkap dan dipenjara oleh Jepang.
Periode Ludruk Kemerdekaan (1945-1965)
Ludruk pada masa ini berfungsi sebagai hiburan dan alat penerangan kepada rakyat, untuk menyampaikan pesan pesan pembangunan. Pada masa in Ludruk yang terkenal adalah .Marhaen. milik .Partai Komunis
Ludruk benar benar mendapatkan tempat di rakyat Jawa Timur.
Ludruk Marhaen pernah main di Istana negara sampai 16 kali , hal ini menunjukkan betapa dekatnya para seniman ludruk dengan para pengambil keputusan di negeri ini. Ludruk ini juga berkesempatan menghibur para pejuang untuk merebut kembali irian Jaya, TRIKORA II B yang memperoleh penghargaan dari panglima Mandala (Soeharto). Ludruk ini lebih condong .ke kiri., sehingga ketika terjadi peristiwa G 30 S PKI Ludruk ini bubar.
Periode Ludruk Pasca G 30 S PKI ( 1965 . saat ini)
Peristiwa G30S PKI benar benar memperak perandakan grup grup Ludruk terutama yang berafiliasi kepada Lembaga Kebudayaan Rakyat milik PKI.
Terjadi kevakuman antara 1965-1968. Sesudah itu muncullah kebijaksanaan baru menyangkut grup grup ludruk di Jawa Timur. Peleburan ludruk dikoordinir oleh Angkatan Bersenjata dalam hal ini DAM VIII Brawijaya proses peleburan ini terjadi antara tahun 1968-1970.
1. Eks-Ludruk marhaen di
2. Eks-Ludruk Anogara Malang dilebur menjadi Ludruk Wijaya Kusuma Unit II
3. Eks-Ludruk Uril A Malang dilebur menjadi Ludruk Wijaya Kusuma unit III, dibina Korem 083 Baladika Jaya Malang
4. Eks-Ludruk Tresna Enggal Surabaya dilebur menjadi ludruk Wijaya Kusuma unit IV
5. Eks-Ludruk kartika di
Diberbagai daerah ludruk ludruk dibina oleh ABRI, sampai tahun 1975. Sesudah itu mereka kembali ke grup seniman ludruk yang independen hingga kini.
Dengan pengalaman pahit yang pernah dirasakan akibat kesenian ini, Ludruk lama tidak muncul kepermukaan sebagai sosok Kesenian yang menyeluruh. Pada masa ini ludruk benar benar menjadi alat hiburan. Sehingga generasi muda yang tidak mendalami sejarah akan mengenal ludruk sebagai grup sandiwara Lawak.
Setiap orang Jawa timur khususnya
Sumber : http://unit.itb.ac.id/~loedroek/?page_id=5